Kaito Kisaragi – Leader / trainer
Risa Watanabe – Rhytm Guitarist / Vocalist
Mayuko maeda – Pianist/ backing Vocal
Thomas Piere galilei – Lead Guitarist
Mika Matsumoto–Violinist
Shinichi Kuroyami– Drummer
Tora Yamato– Bassist/ Backing Vocal
Sakuranomiya Gakko. Sekolah itu adalah sekolah yang cukup
bagus di Tokyo. Tetapi, disana banyak terjadi bully disana. Hampir 40% anak bawahan
yang keluar dari sekolah itu. Bahkan ada juga yang bunuh diri karena frustasi
dan bisa juga menjadi kelainan jiwa. Sampai saat ini belum pernah ada yang
menyebarluaskan tentang ini. Mungkin siswa yang berani menyebarluaskannya, bisa
di ancam oleh anak populer di sekolah itu. guru-guru disana lebih cuek dan
lebih memikirkan prestasi siswa dibanding kesehariannya. Itu faktor utama
mengapa metode menyedihkan itu tidak terhapuskan.
Alarm berbunyi dipagi hari, matahari sudah terbit,
burung-burung berkicau. Hari ini Risa Resmi menjadi siswi Sakuranomiya Gakko. Tidak
seperti biasanya, Risa langsung beranjak dari tempat tidurnya dengan semangat.
Ia juga bergegas mandi dan mengenakan seragam serapi mungkin. “Risa-Chan, kau
sudah bangun? Ibu belum sempat masak sarapan karena ibu pikir kamu belum
bangun!” dengan heran ibu Risa bertanya-tanya. “kan ini hari pertama sekolah di
tokyo bu. Aku butuh semangat baru hehehe tidak apa-apa biar aku yang masak
sendiri” jawab Risa dengan perkataannya yang tidak biasa itu. Mungkin ini juga
pertama kalinya ia memasak sarapan sendiri, padahal biasanya ia memasak untuk
makan malam. Pagi ini ia membuat nasi kepal untuk bekalnya dan Sup miso untuk
sarapan. Jarum jam jatuh ke angka 7, ini saatnya Risa untuk masuk ke sekolah
barunya.
sebuah gedung yang kenangan dan bercanda tawa, Itulah gedung
sekolah. Setelah hampir 3 minggu tidak merasakan suasana sekolah akhirnya Risa
bisa menghirup itu kembali. Risa masih bingung dengan teman sekelasnya. Mungkin
ini masih awal menjadi siswi baru. Tak lama, bel sekolah berbunyi. Ini dia
saatnya Sambutan untuk siswa dan siswi baru. Siswa dan Siswi baru diperkenalkan
dengan semua guru di Sakuranomiya Gakko. Mungkin semua guru di sini sama saja
dengan sekolah lamanya, tapi ada 1 guru yang menurutnya sangat asing, yaitu
Kaito Kisaragi. Biasanya seorang guru yang pernah Risa lihat hanya memakai
pakainan formal dengan kata-katanya yang formal pula. Kaito kisaragi adalah
guru Musik berambut dan berpakaian
modis. Sebenarnya Risa sangat benci guru yang memakai kacamata karena kesannya
agak culun . Tapi kali ini, sepertinya kaca mata Kaito- sensei tidak
menghalangi kemodisannya itu. Banyak siswa dan siswi yang bilang bahwa
Kaito-sensei mampu memaikan 7 alat musik padahal ia tidak terlahir di keluarga
musik, hmm hebat ya. Meski banyak siswi
baru maupun lama yang mengidolakannya, Risa biasa-biasa saja.
Dikelas X-5, Risa belum bisa mendapat teman baru, Entah
karena ia sudah lama tak sekolah atau belum bisa beradaptasi. Risa merasa teman
sekelasnya adalah orang modis berwajah cantik dengan aksesoris yang banyak.
Risa pikir mungkin ia bisa dekat dengan mereka dengan mengajak duluan berkenalan. Tapi saat bel istirahat, semua siswa dan siswi kelas X-5 berhamburan
ke kelas. Sepertinya mereka mendekati sekumpulan anak yang penampilannya sama
dengan Risa. Risa pun menghampiri sebenarnya apa yang terjadi. “Heh sampah, kau
juga masuk ke kelompok mereka” seru seorang siswi dan mendorong Risa ke arah
anak anak yang dikepungi itu. Sekelompok itu beranggotakan 2 perempuan dan 3
laki-laki. Ini adalah awal dari
Bullying. Sepertinya dendam sudah terukir di hati Risa. Ia pikir bersekolah
disini lebih indah dari di sekolah sebelumnya. Tapi alhasil, disini lebih gila
dari sekolah yang pernah risa tempati.
Semua kelompoknya yang laki-laki dikepung sampai babak belur dan yang perempuan
melempari mereka dengan kertas bahkan lebih parahnya mereka melemparnya dengan
telur. Akhirnya Risa dan sekelompok barunya lari dari para pelajar nakal itu.
Risa hanya mengikuti jejak kelompoknya itu dan menuju ke
ruang musik. Sebenarnya ada 2 keheranan Risa di sekolah ini. Pertama, kenapa
tadi siswa yang sepenampilan dengannya yang banyak menjadi sedikit sekali dan
kedua, kenapa kelas ini berisi anak populer sementara disini semua orang
populer itu gila derajat. Keheranannya terus berlanjut sampai masuk ke ruangan
musik yang disitu hanya berisi Kaito-sensei yang sedang santai meminum ‘Root
beer’nya.
“lelah ya?” tanya Kaito-sensei dengan santai. Risa dan kelompoknya tidak menjawab pertanyaan
Kaito-sensei “siswa biasa berjumlah 50, mereka keluar, frustasi, dan mungkin
bunuh diri. Sekarang sisanya 6 orang” gumam kaito-sensei. Risa pun baru
mengerti jadi siswa dan siswi baru yang banyak bersisa beberapa anak “Jadi,
Maukah kalian kubantu?” Kali ini Kaito-sensei bertanya dengan tegas. “Ka, kami
mau, kaito-sensei” Jawab mereka dengan nafas yang belum teratur. “hmmm yasudah
kalau begitu.. Hei kau yang disitu. Silahkan perkenalkan dirimu disini. Lalu
bergantian dengan temanmu yang lain” seru Kaito-sensei sambil menunjuk ke
arahku. sekali lagi, Risa masih bingung mengapa Kaito-sensei berubah menjadi
cuek begini? Dan bahkan hanya dia yang ingin menanggapi kami. Tapi risa harus
memperkenalkan diri sebelum memikirkan kebingungan barunya itu.
Setelah ia
memperkenalkan diri temannya bergantian. Dan sekarang bisa mengenali siapa
orang-orang yang selalu bersamanya dari tadi. Dimulai dari Mayuko maeda
bisa dipanggil Mayu , dia adalah siswi yang senasib dengan risa yaitu
masih baru dan bingung dengan keadaan sekolah ini. lalu Thomas Piere galilei
biasa dipanggil Tom, dia siswa bergaya seperti profesor yang sudah cukup lama
bersekolah disini . ada juga Mika Matsumoto biasa dipanggil Mika dan Shinichi
Kuroyami biasa dipanggil Shin, mereka siswa dan siswi baru sekolah sakuranomiya
ini. Dan yang terakhir Tora Yamato biasa dipanggil Tora , tidak jelas dia murid
baru atau lama karena perkataannya yang tidak jelas dan berbau misterius.
Kaito- sensei tetap menikmati root beernya yang ia santap. Sebenarnya,
Mereka semua kesal dengannya karena ia menyuruh mereka tetapi tidak
memerhatikan. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada orang yang bisa
menyelamatkannya selain kaito sensei.
“bagaimana jika kita membuat klub musik?” tanya kaito sensei
sambil meminum root beernya. Dengan segap Risa menjawab “apa maksudmu?!”
ternyata kaito sensei hanya membalasnya dengan tertawa kecil “hei bodoh, kau
punya alat musik apa dirumahmu?” tanya lagi kaito sensei yang tertuju untuk
Tom. “umm.. gi,gitar?” jawab tom dengan gugup. Kaito membalasnya dengan
semangat “kau jadi gitaris! Bagaimana denganmu, nona?” kali ini pertanyaannya
tertuju kepada Mika “sebenarnya ada banyak, tapi aku sering memainkan biolaku
hehe” balas lagi kaito dengan antusias “NAH! Ok kamu jadi pemain Biolanya.
Bagaimana dengan kalian bertiga?” pertanyaan ini mulai tertuju ke pada Risa,
Tora, dan Shin. Risa menjawab “Sepertinya aku punya gitar dirumah” dan shin
juga menjawab “ aku tidak punya apa-apa, tetapi kakakku mempunyai drumset. Aku
sering meminjamnya” Kaito tersenyum manis dan saking manisnya Gula merah kalah
dengan senyumannya “hmm hmm hmm oke aku mengerti. Hei, kalau kau bagaimana?”
tanya kaito. “aku tidak punya alat musik” jawab Tora dengan kata-kata datarnya.
“hah? Tidak punya katamu? Oke, tangkap ini!” kaito melempar sebuah bass
keluaran 1990 yang sepertinya itu miliknya saat masih SMA. “maaf aku tidak
membutuhkannya” ucap Tora dengan santai “ tidak semudah itu! Coba kau bawa
pulang bass kesayanganku itu, aku yakin 100% kau tidak akan lepas darinya”
Kaito sensei sambil tertawa keras. Dan tora membalasnya dengan sedikit ancaman
“baiklah aku simpan perkataanmu itu” kaito senantiasa tidak bisa menahan
tawanya tersebut “baiklah aku tidak takut! Baiklah, besok bawa alat musik yang
kalian punya tadi ya!!” “kalau drumset bagaimana kaito sensei?” saut Shin
dengan wajahnya yang polos “dasar bodoh! Berpikirlah sedikit! Bedakan mana alat
musik yang bisa dibawa dengan yang tidak bisa dibawa!” semua siswa yang ada di
situ (kecuali tora) tertawa.
“umm.. Sensei~” saut Risa sambil mengangkat
tangannya. Lalu kaito merespon Risa dengan menengoknya. “hmm ya?” jawab kaito “aku
tidak bisa bermain alat musik meskipun mereka ada dirumahku. bagaimana?” tanya Risa dengan lesu “hah!
Tenang saja! Aku akan memberi pengajaran alat musik yang kalian mainkan
masing-masing! Dan untuk sekarang kalian tidak aku berikan pelajaran seperti
Matematika ataupun Ipa, melainkan pelajaran musik sampai pulang! Dan kalian
juga belajar disini. Pintu masuk sekolah menuju ke sini melalui gudang belakang
dan mulai besok kalian masuk jam 7. Jadi, jangan khawatir! Shin tidak terima
dengan rencana kaito “kau gi...” kaito langsung menyerobot perkataan shin “hei
bodoh, kau pilih mati atau bertahan dengan bahagia disini?” sebenarnya Shin
masih ingin membalas perkataan kaito sensei tadi. Tapi, sepertinya itu hanya
membuat masalah saja dan yang dikatakan kaito tadi memang benar.
Tanpa terasa waktu berjalan cepat. Pukul 6 sore sudah hampir
lewat. Mereka pun pulang dengan selamat.
Akhirnya Risa sampai rumah. Ini adalah hari yang sangat
bercampur aduk baginya. Kebetulan orang tuanya pesan bahwa mereka dinas di
Hokkaido selama 5 bulan. “haaaah.. hari ini menderita sekali aku~” tutur Risa
dengan pasrah “kupikir kau tidak akan pulang, Risa.” Terdengar perkataan tadi
yg tidak asing baginya melainkan suara kakak perempuannya yaitu Tanako. “eh
kakak?” dengan heran ku menatapnya. Kupikir ia pulang dari universitasnya bulan
depan “bagaimana masuk di sekolah neraka itu?” tanya tanako “sangat dan amat
membingungkan! Tapi aku diselamatkan oleh Kaito-sensei!” jawabku sambil membuka
lemari kulkas “ he? Kaito? Kaito Kisaragi kah? Dia menjadi guru?” dengan heran
tanako bertanya dan tiba-tiba ia beranjak dari sofa. “iya, kakak kenal
dengannya?” “iya! Dia satu angkatan denganku! Tidak kusangka dia bisa menjadi
guru disitu. Aku mendukungnya agar dia bisa mengubah sakuranomiya school!”
dengan semangat tanako mengucapkan perkataannya itu “oh.. pantas saja..”
“pantas apa?” “he? Bukan apa-apa kok kak ehehe” sampai saat ini Risa sedikit
tahu seluk bekuk dibalik semua ini. “ohiya kak, aku pinjam gitarnya ya?” tanya
Risa “untuk Kaito kah? Untukmu saja. Aku ingin beli yang baru” setelah itu,
sekarang gitar tanako ada di tangan risa
Keesokan harinya Risa lain dengan yang kemarin. Ia
malas-malasan pagi ini. Dan untungnya, Risa tidak lupa kalau mulai hari ini ia
masuk jam 7 pagi. Kali ini ia tidak bersantai lagi, ia sekarang buru-buru
membuat sarapan dan bekalnya. Tak lupa mengunci pintu rumahnya. Ia juga
berangkat buru-buru. Pokoknya hari ini sangatlah membuat Risa frustasi.
Risa sudah sampai di Sekolahnya. Ia pikir sekolah masih sepi
karena masih pagi. Ternyata masih ada siswa dan siswi kejam yang menyiksanya
kemarin. Apa yang harus Risa lakukan agar ia bisa ke ruang musik tetapi siswa
dan siswi populer tidak mengetahui persembunyiannya dengan teman-temannya? Ditambah lagi mereka membawa barang yang tidak jelas, sementara Risa hanya sendirian
Risa menghentakkan kakinya sedikit demi sedikit dengan gemetar. Ia tak tahu bahwa anak populer juga datang pagi. Dengan berani, Risa berjalan menuju gudang. Tiba-tiba saat di gerbang sekolah, 3 anak populer mengerubungi Risa. Antara takut dan pasrah, risa hanya terdiam. "ooh.. Jadi kau masih disini ya? Masih belum puaskah dengan kami?" seru salah satu anak populer itu sambil menggenggam sebuah benda yang sepertinya digunakan untuk menyerang murid baru. Semakin lama anak populer itu membanyak. Entah antara ingin menangis dan pergi, itu adalah perasaan risa sekarang. Sebuah gumpalan kertas ulangan terlempar ke arah kepala Risa dan semakin lama semakin banyak pula lemparannya. Karena tak bisa menahan emosi Risa berteriak "Hentikaaaaaaaan!" "apa katamu? Hentikan? Mulai be..." "lepaskan dia!" tiba tiba terdengar suara yang tidak asing lagi dikuping Risa, tak lain adalah kaito sensei.semua siswa dan siswi bubar semenjak itu. Hati Risa terlega pula. "Kaito sensei, makasih" Risa tersenyum lega dihadapan Kaito sensei "kau tau sekarang jam berapa?" seru Kaito. "err... Aku belum sempat mengecek jam" "bodoh! Sekarang sudah jam 9! Kau ini bagaimana." balas kaito dengan tampangnya yang kali ini sangat agresif. Risa pun memohon mohon agar dimaafkan. Akhirnya Kaito sensei menjawab "hah.. Baiklah, aku memaafkanmu. Tapi jangan diulangi lagi ya" Risa mengangguk dengan bersemangat.
"ohiya, namamu Risa Watanabe ya?" "he? iya" "aku lebih suka memanggilmu nona pemalas" kaito tertawa keras tetapi risa hanya terdiam malu. Kaito setelah itu mengantar Risa ke ruang musik.
Risa baru sadar kalau semuanya sudah datang. "oke, kali ini kita mulai berpesta" goda kaito sambil melirik tajam Tora. "aku merasakan melodi yang lain pada benda ini" ucap tora dan kaito menjawab "untung saja aku tak mengancammu.. Baiklah akan kupinjamkan bass itu sampai kau punya bass sendiri. Ohiya, aku sudah menyiapkan nama untuk project kita ini." "apa sensei!?" spontan shin "hahaha aku akan namakan pizzicato project" jawab kaito sensei. "he? Pizzicato itu kan.." mika sedikit terbingung, kaito sensei memotong perkataan mika " ya, kau pasti tau. Tapi aku memberi maksud yang lain" "a,aku suka dengan namanya" puji mayuko dengan wajah yg sedikit malu "baguslah kalau kau suka. Bagaimana denganmu, nona pemalas?" Risa menjawab "err.. aku? aku suka suka saja" "bodoh, aku tidak butuh pertanyaan tidak bermutu seperti itu!" seru kaito "ohiya, bagaimana denganmu, pria berkaca mata bersama 2 laki laki bodoh itu?" mata kaito tertuju ke arah Piere, Tora, dan Shin "kami sangat dan amat suka namanya!" kaito merengut lagi "jawaban kalian terlalu memaksa, aku tidak suka. lalu, bagaimana denganmu nona?" kali ini mata kaito tertuju ke arah mika "he? aku suka namanya. sangat musikalilasi!" kaito dengan semangat menjawab "naaah! aku suka jawabanmu!" "he? arigatou ehehe" "oke mulai hari ini, P-PROJECT mulai berlatih! siaaaap?!" "SIAAAAAP!"
Ini pertama kalinya risa belajar musik full sampai pulang sekolah diruang musik. Kaito sensei sepertinya menggunakan metode seperti kursus musik, hanya saja ini lebih lama dan bisa berdiskusi. Mereka bekerja keras, kaito sensei menekan mereka pada saat berlatih. Awalnya risa dan kawan-kawan menyerah. Tetapi mereka tersadar bahwa kerja keras tidak akan menjadi sia sia jika ada niat. 1 bulan sudah berlalu, sebenarnya rencana kaito sensei sudah mulai berhasil. Piere, Risa, Tora, Shin, dan Mayuko sudah mulai menguasai instrumentnya masing-masing. Kecuali mika yang sejak dulu sudah berdarah musik, ia semakin menguasai biola elektriknya itu. Pada saat inilah kaito mulai mencoba membuat lagu project pertama. Pukul 8 saat semua member p-project sudah akrab dan mencintai alat musiknya masing masing. Dibalik kerja keras mereka yang menyakitkan, mereka juga mendapatkan sesuatu yang berharga. Mereka juga mengerti tentang sekoah ini. Jadi, mereka tau kapan anak populer berkumpul. Risa juga tidak ceroboh lagi, bahkan ia selalu datang tepat waktu dari pada yang lain. Inilah hasil kerja keras yang tidak sia sia.
"hari ini piere tidak masuk karena sakit. huh, padahal hari ini aku sudah merencanakan sesuatu!" gumam Kaito dengan sedikit kesal “Kaito sensei~ sampai kapan kita latihan teruus?” tanya Shin dengan tampang malasnya dan kaito menjawab sambil sibuk mencari kameranya di tas “hmm.. sebentar lagi kok, sabar sajalah” dikeluarkannya kamera itu. Semuanya terbingung “he? Kamera? Kita mau berfoto? Haaaa wajahku sedang tidak bagus” keluh Mika sambil merapikan rambutnya. Lalu shin pun menyaut“heh bodoh, kalau kau tak mau kenapa kau merapikan rambutmu yang aneh itu?” “memangnya rambutmu tidak aneh apa?!” balas Mika. Pertengkaran itu terus berlanjut sampai Risa mulai muak “Sudahlaah! Rambut kalian itu bagus jadi tak usah saling menghina. Benar kan Mayu chan? Ehehe” “unn!” kaito sensei sudah menyalakan kameranya “siapa juga yang ingin mengambil wajah kalian yang jelek itu. sebenarnya hari ini kita mau coba cover lagu. Setelah itu kita upload ke youtube. Dengan begitu kita tidak perlu seperti orang demo di depan sekolah, Lagipula resikonya kan juga besar. ” Semuanya panik akan perkataan Kaito sensei tadi “huh kenapa harus hari ini sensei! Mendadak sekali” keluh Risa “mau sampai kapan kalian berlatih, hah? Tora yang dari tadi tidak berbicara saja tidak bawel. Ahahaha” jawab kaito yang pandangannya tertuju ke arah Tora yang sedang duduk didekat jendela. “oke kalian semua posisinya begini ya, setelah itu mainkan lagu yang sudah aku ajarkan. SEKARANG!” dengan kerasnya kaito sensei menyuruh mereka. Dengan pasrah, mereka ke posisi yang sudah diarahkan kaito. “aduh mau main lagu apa ini kita?” Mika terbingung lalu risa menjawab “hmm.. aku juga tidak tahu. Kalau kau bagaimana shin?” shin hanya menggelengkan kepalanya. “kamera sudah mulai merekam! Ayo cepat!” seru kaito sambil tertawa kecil. Mereka semua bingung, bingung karena mereka tidak pernah berlatih kolaborasi. Bahkan tora yang biasanya bergaya dingin kali ini ia bertampang bingung. Tapi diantara mereka yang bingung, tiba tiba Mayu mengeluarkan sebait nada dari bibirnya “Hiroi uchuu no kazu aru hitotsuaoi chikyuu no hiroi sekai de” dan dengan tidak sadar Risa terangsang untuk melanjutkan liriknya “chiisana koi no omoi wa todokuchiisana shima no anata no moto e”Mika, Shin,dan Tora mengiringi lagu itu dengan tidak sadar. Semakin lama, lagu yang dimainkan menjadi menyenangkan. Tora yang melihat semua teman-temannya tersenyum, membuatnya untuk tersenyum juga. Ini pertama kalinya ia tersenyum dan kebingungan. Shin sangat bahagia mengiringi Risa dan Mayu, Mika pun juga begitu. Mayuko yang menyanyi dan Mika yang menyanyi sambil memainkan Gitar senantiasa senang. Kaito juga tidak menyangka murid yang selama ini ia latih menjadi seperti iniDiakhir lagu, mereka bernyanyi bersama-sama“Hora anata ni totte daiji na hito hodosugu soba ni iru notada anata ni dake todoite hoshiihibike koi no utahora hora hora hibike koi no uta”mereka memadukan ending dengan amat sempurna dan berjalan lancar. Dan ya! Lagu yang pertama kali mereka tampilkan sudah selesai! “kalian belajar dari mana?” tanya kaito dengan panik dan para murid menjawab “kami mengiringinya dengan tidak sadar, itu semua berkat mayu chan. Kami semua mengerti karenanya” mayu pun mengangguk “sebenarnya aku takut sensei marah, jadi aku mencoba lagu kesukaanku, Chiisana koi no uta. Dan aku tak menyangka kalian semua akan melanjutkannya.” Itu yang mayu katakan. Kaito tidak berkata apa-apa lagi, tetapi ia tersenyum bangga kepada Mika,Risa,Mayu,Shin,dan Tora. Baru kali ini ia merasa bangga dengan mereka berlima. “hmm.. nah sudah di upload. Sekarang kalian boleh pulang. Tapi ingat, tetap berlatih ya!” dengan semangat mereka berlima mengangguk “SIAP!”
Risa merasakan sesuatu yang menyenangkan dan membanggakan hari ini, Rasanya ia ingin terus berlatih dan berlatih. Bahkan ia berpikir sampai jalannya menuju ke rumah sedikit lambat. Ia pun tidak sadar jika ada pria yang berjalan ke arah yang sama dengannya, tak lain adalah kaito. “heee? Kaito sensei mau ke mana?” kaito menjawab “tentu saja aku ingin pulang!” “hmm begitu ya..” “ohiya, aku sangat suka alunan yang kalian mainkan. sayang ya piere tidak masuk” “su,sungguh?! aku juga ingin sekali piere masuk hari ini” “iya, tapi jangan bilang siapa siapa ya kalau aku memuji kalian” “pasti! Aku akan terus berlatih agar aku bisa mengembalikan sekolah ini seperti semula!” kaito tersenyum semenjak Risa mengatakan hal itu “bagus, Risa!”
Rumah unik era 60-an dengan barang antik yang penuh, suasana hangat terasa tajam disana. Rumah piere yang nyaman membuatnya lebih suka untuk berdiam diri di rumah. telepon rumahnya berdering kencang, dengan cepat-cepat ia mengangkat "halo, piere! ini aku kaito" suara kaito membuatnya kaget "a,ada apa? semalam kau sudah menelponku kan?" "pertanyaanmu tak penting! kau punya komputer dengan koneksi internet kan?" "hah? te,tentu. memangnya kenapa?" "teman-temanmu di project kita memutuskan untuk mengupload penampilan mereka diruang musik lewat youtube. mungkin kau bisa menjadi administrasi karena aku lihat kau mahir di bidang IT hahaha" piere berpikir panjang setelah mendengar apa yang dikatakan Kaito "hmm P-Project ya?a,aku bisa saja" "bagus, tolong beritahu alamat e-mail-mu. nanti akan aku beri username dan passwordnya. satu lagi! malam ini kau harus mempelajari lagu kagrra- Utakata." pembicaraan Kaito dengan Piere tak pernah selesai dengan singkat
"keren! mungkin karena aku absen mereka bisa keren. mana malam ini harus bisa main lagu Utakata lagi, itu susah!" keluh Piere dan dengan tidak sengaja menyenggol sebuah berkas. kertas dari berkas itu tersebar dimana-mana, dengan terpaksa Piere memungut kertasnya seperti semula. tapi ia tidak senaja menemukan sebuah kertas yang bertuliskan kata-kata alm. ayahnya yang sangat ia inspirasikan. "benar kata ayah, aku harus berjuang! mungkin ini sulit, tapi aku tetap harus berjuang!" ia pun mengeluarkan gitar legendaris kakeknya dan mulai berlatih keras "hm,, baiklah~ 1... 2.... 3....!"
perjuangan mereka baru saja dimulai. meski demikian, mereka mendapatkan memori manis dan pahit. awalnya ini semua karena paksaan, tapi apa boleh buat. Mereka pikir ini hanya ada pada drama fantasi di TV. untuk itu hari demi hari mereka memperjuangkan sekolah mereka menjadi normal dengan gebrakan musik racikan P-PROJECT!
l
“umm.. Sensei~” saut Risa sambil mengangkat tangannya. Lalu kaito merespon Risa dengan menengoknya. “hmm ya?” jawab kaito “aku tidak bisa bermain alat musik meskipun mereka ada dirumahku. bagaimana?” tanya Risa dengan lesu “hah! Tenang saja! Aku akan memberi pengajaran alat musik yang kalian mainkan masing-masing! Dan untuk sekarang kalian tidak aku berikan pelajaran seperti Matematika ataupun Ipa, melainkan pelajaran musik sampai pulang! Dan kalian juga belajar disini. Pintu masuk sekolah menuju ke sini melalui gudang belakang dan mulai besok kalian masuk jam 7. Jadi, jangan khawatir! Shin tidak terima dengan rencana kaito “kau gi...” kaito langsung menyerobot perkataan shin “hei bodoh, kau pilih mati atau bertahan dengan bahagia disini?” sebenarnya Shin masih ingin membalas perkataan kaito sensei tadi. Tapi, sepertinya itu hanya membuat masalah saja dan yang dikatakan kaito tadi memang benar.
Risa baru sadar kalau semuanya sudah datang. "oke, kali ini kita mulai berpesta" goda kaito sambil melirik tajam Tora. "aku merasakan melodi yang lain pada benda ini" ucap tora dan kaito menjawab "untung saja aku tak mengancammu.. Baiklah akan kupinjamkan bass itu sampai kau punya bass sendiri. Ohiya, aku sudah menyiapkan nama untuk project kita ini." "apa sensei!?" spontan shin "hahaha aku akan namakan pizzicato project" jawab kaito sensei. "he? Pizzicato itu kan.." mika sedikit terbingung, kaito sensei memotong perkataan mika " ya, kau pasti tau. Tapi aku memberi maksud yang lain" "a,aku suka dengan namanya" puji mayuko dengan wajah yg sedikit malu "baguslah kalau kau suka. Bagaimana denganmu, nona pemalas?" Risa menjawab "err.. aku? aku suka suka saja" "bodoh, aku tidak butuh pertanyaan tidak bermutu seperti itu!" seru kaito "ohiya, bagaimana denganmu, pria berkaca mata bersama 2 laki laki bodoh itu?" mata kaito tertuju ke arah Piere, Tora, dan Shin "kami sangat dan amat suka namanya!" kaito merengut lagi "jawaban kalian terlalu memaksa, aku tidak suka. lalu, bagaimana denganmu nona?" kali ini mata kaito tertuju ke arah mika "he? aku suka namanya. sangat musikalilasi!" kaito dengan semangat menjawab "naaah! aku suka jawabanmu!" "he? arigatou ehehe" "oke mulai hari ini, P-PROJECT mulai berlatih! siaaaap?!" "SIAAAAAP!"